Senin, 26 Agustus 2013

menuju ujung genteng


Berikut adalah rincian akomodasi transfortasi menuju Ujung genteng : (sbelum BBM naik)
  • Bus MGI. Bandung – Sukabumi +/- 3 jam
    Rp, 21.000
    Bus ini berhenti di terminal Degung Sukabumi
  • Angkot Kuning. Terminal Degung – Terminal Lembur Sit +/- 15 menit
    Rp 5.000
  • Bus MGI. Terminal Lembur Situ – Surade +/- 3 jam
    Rp. 20.000
  • Angkot Merah. Surade – Ujung Genteng +/- 45 menit
    Rp. 10.000 s/d 15.000

Minggu, 21 April 2013

laporan kbhl


LAPORAN AKHIR
PARKTIKUM KIMIA BAHAN HAYATI LAUT
Mata Acara Praktikum : Pengujian Komponen Fitokimia Bahan Hayati




DISUSUN OLEH
VIKY FAJRUL SAHRIJA
230210100002




 











UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR


2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang tidak mungkin ditemukan di laboratorium dan dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia  seperti dalam segi pengobatan, pertania dan industri pada umumnya.
Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organik yang dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia, biosintetis, perubahan dan metabolism, penyebaran secara alami dan fungsi biologis dari senyawa organik. Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Setiap tahap pengerjaan fitokimia merupakan bagian integral dari seluruh rangkaian pengerjaan dan merupakn aspek yang berhubungan.
Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut. Dari metode yang telah dikembangkan dapat medeteksi adanya golongan senyawa alkoloid, flovonoid, triterpenoid, steriod, saponin, tanin, dan senyawa fenol.





1.2 Tujuan Praktikum
            Tujuan dari praktikum yang berjudul Pengujian Komponen Fitokimia Bahan Hayati adalah :
·         Mempelajari metode pengujian komponen fitokimia bahan hayati
·         Mengetahui kandungan senyawa Alkaloid, Flavonoid, Fenolik, Triterpenoid, Steroid, Saponin, dan Tanin dari sampel biji buah keben dan daging buah lamun.

1.3 Prinsip Praktikum
Prinsip dari praktikum yang berjudul Pengujian Komponen Fitokimia Bahan Hayati adalah pencarian senyawa metabolit sekunder dari sampel biji buah keben dan daging buah lamun dengan mengamati adanya busa, warna dan endapan.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampel
2.1.1 Biji Buah Keben
Keben (Barringtonia asiatica L. Kurz) termasuk dalam suku Lecythidaceae. Tumbuhan ini banyak dijumpai di sekitar pantai, sepanjang sungai atau di hutan mangrove pada ketinggian 350 m di atas permukaan laut. Dibeberapa daerah, tumbuhan ini sering disebut sebagai tumbuhan beracun (poisonous plant), karena dibeberapa daerah buahnya digunakan sebagai racun ikan. Misalnya, masyarakat Papua menggunakan biji keben untuk menangkap ikan. Bijinya diparut kemudian disebar dipermukaan selokan yang dalamnya mencapai 1 meter sehingga ikan akan pingsan dan mudah ditangkap dipermukaan air (Lemmes & Bunyapraphatsara 2003; Samah 1988)

http://www.oocities.org/infokeben/images/keben002.jpg
Gambar 1. Biji buah keben
Sumber : oocities.org

Pemanfaatan tumbuhan ini berbeda-beda di setiap negara dan daerah. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah biji, buah dan daunnya. Di Filipina daunnya digunakan sebagai obat untuk sakit perut. Masyarakat Indonesia dan Indo Cina menggunakan buah atau bijinya sebagai racun ikan. Sedangkan suku Aborigin di Australia menggunakan tumbuhan ini sebagai racun ikan dan sebagai obat sakit kepala (Lemmes & Bunyapraphatsara 2003; Samah 1988; Duryatmo 2006)
Keben mengandung senyawa saponin, terpen, alkaloid, triterpenoid, fenolik dan tanin (Duryatmo 2006). Diduga sebagian besar khasiat obat dalam biji keben berasal dari saponin dalam tanaman tersebut. Herlt, (2002), menunjukkan bahwa biji keben mengandung senyawa saponin yang berkhasiat sebagai racun ikan.

2.1.2 Daging Buah Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga, dan buah. Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di daerah kutub. Sekitar 60 jenis lamun yang telah ditemukan. Di Indonesia hanya terdapat 7 genus dan sekitar 12 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili yaitu: Hydrocharitacea (9 marga, 35 jenis) dan Potamogetonaceae (3 marga, 12 jenis). Tumbuhan lamun sejauh ini belum memiliki nilai ekonomis atau komersial di Indonesia, namun dilaporkan telah dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat pesisir sebagai sumber makanan dan sumber serat. Biji lamun juga telah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir di negara Filipina dan Australia. Buah lamun sudah sering dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat desa Waai sebagai sumber makanan. Secara empiris, observasi menunjukkan bahwa jenis lamun yang paling banyak ditemukan pada perairan desa Waai adalah jenis Enhalus acoroides. Jenis lamun ini memiliki buah yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sehingga perlu dilakukan kajian untuk mengetahui kadar karbohidrat, protein, dan lemak yang terkandung di dalamnya. Selain kajian tentang nutrisi buah lamun E. acoroides, dilakukan pula kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan buah lamun oleh masyarakat di desa Waai. Variabel yang diduga mempengaruhi tingkat pemanfaatan buah lamun adalah pengetahuan dan persepsi masyarakat.
http://www.fobi.web.id/fbi/d/99989-2/Enhalus-acoroides_Kepulauan-Seribu_ADS_001.jpg
Gambar 2. Buah Lamun
Sumber: fobi.web.id

Hasil analisis menunjukkan bahwa buah lamun E. acoroides memiliki kandungan nutrisi karbohidrat yang relatif lebih tinggi yaitu 59,26%, kandungan protein sebesar 5,65% dan kandungan lemak sebesar 0,76%. Selain itu, hasil uji hipotesis juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan langsung yang signifikan antara pengetahuan masyarakat dengan pemanfatatan buah lamun E. acoroides dengan nilai standardized Coefficients atau b = 0,312 dan signifikansi thitungsebesar 0,026. Terdapat hubungan langsung yang signifikan antara persepsi masyarakat dengan pemanfatatan buah lamun E. acoroides dengan nilaistandardized coefficients atau b = 0,406 dan signifikansi thitung sebesar 0,0004. Terdapat hubungan tidak langsung yang signifikan antara pengetahuan masyarakat dengan pemanfaatan buah lamun E. acoroides melalui persepsi. Pengaruh total pengetahuan masyarakat (X1) terhadap tingkat permanfaatan (Y) secara langsung dan tidak langsung sebesar b 0,563 + b 0,406= b 0,969.

2.2 Pelarut
2.2.1 Metanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalahsenyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadikarbon dioksida dan air.

2.2.2 Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dantermometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari produk sampingan pengilangan minyak bumi.
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.



2.2.3 Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu padatekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
2.3 Metabolit Sekunder
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satuspesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu:
·         Terpenoid (Sebagian besar senyawa terpenoid mengandung karbon dan hidrogen serta disintesis melalui jalur metabolisme asam mevalonat.) Contohnya monoterpena, seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena.
·         Fenolik (Senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin benzenahidrogen, dan oksigendalam struktur kimianya.) Contohnya asam fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.
·         Senyawa yang mengandung nitrogen. Contohnya alkaloid dan glukosinolat.[3]

Sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain di sekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder (seperti: quinon, flavonoid, tanin, dll.) yang membuat tanaman lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Hal ini disebut sebagai alelopati. Berbagai senyawa metabolit sekunder telah digunakan sebagai obat atau model untuk membuat obat baru, contohnya adalah aspirinyang dibuat berdasarkan asam salisilat yang secara alami terdapat pada tumbuhan tertentu. Manfaat lain dari metabolit sekunder adalah sebagai pestisida dan insektisida, contohnya adalah rotenon danrotenoid. Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah digunakan dalam memproduksi sabun, parfum, minyak herbal, pewarna, permen karet, dan plastik alami adalah resin, antosianin, tanin, saponin, dan minyak volatile.




























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
            Praktikum Pengujian Komponen Fitokimia Bahan Hayati dilaksanakan pada:
Hari / Tanggal : Rabu / 10 April 2013
Waktu             : 08.00-10.00 WIB
Tempat       : Laboratorium Bioteknologi Kelautan Gedung 4 lantai III FPIK UNPAD

3.2 Alat dan Bahan
·         Alat
o  Tabung Reaksi        : wadah untuk melakukan pengujian.
o  Neraca Analitis       : Untuk Menimbang sampel.
o  Bunsen                    : Untuk Memanaskan larutan.
o  Gelas Ukur             : Gelas untuk mengukur larutan.
o  Penjepit                   : Untuk menjepit tabung reaksi ketika dipanaskan.
o  Kertas saring           : Untuk menyaring campuran larutan dari filtratnya.
o  Pipet Tetes              : Untuk memasukan laturan sedikit demi sedikit.
o  Plat Tetes                : Wadah uji.

·         Bahan
o  Perekasi Mayer (KI + HgCl2)
o  Perekasi Liberman Burchard (H2SO4 + asam asetat anhidrida)
o  Perekasi Dragendorff
o  Pereaksi Wagner
o  Ammonia 10%, 25%
o  HCl 1N, 2M
o  CHCl3
o  HCl Pekat
o  FeCl3 1%
o  NaCl
o  Gelatin

3.3 Prosedur Praktikum
A. Uji Alkaloid I :
·         Sebanyak 1 gram sampel ditimbang, kemudian dibasahkan dengan amonia (NH4OH 10%) dan ditambahkan CHCl3 dan dikocok lalu disaring.
·         Filtrat dimasukan dalam tabung reaksi.
·         Ditambahkan HCl 1N lalu dikocok.
·         Lapisan asam dipisahkan dalam tabung reaksi lain.
·         Diambil masing-masing 3 tetes lapisan/fraksi asam kedalam lempeng tetes (spot plate).
·         Pada Lempeng tetes pertama ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff, hasil positif jika muncul endapan merah jingga.
·         Pada Lempeng tetes kedua ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer, hasil positif jika muncul endapan putih.
·         Pada Lempeng tetes ketiga ditambahkan 2 tetes pereaksi Wagner, hasil positif jika muncul endapan coklat merah.

Uji Alkaloid II :
·           Sebanyak 3 mL sampel diletakan dalam cawan perselin.
·           Ditambahkan 5 mL HCl 2M.
·           Diaduk dan kemudian didinginkan pada suhu ruangan.
·           Setelah dingin ditambahkan 0,5 g NaCl lalu diaduk dan saring.
·           Filtrat yang diperoleh ditambahkan HCl 2M sebanyak 3 tetes.
·           Dipisahkan menjadi 4 bagian :
o  Filtrat A sebagai blangko
o  Filtrat B ditambah pereaksi mayer hasil positif jika ada endapan.
o  Filtrat C ditambahkan pereaksi wagner hasil positif jika ada endapan.
o  Filtat D digunakan untuk uji penegasan.
·         Filtat D ditambah amonia 25% hingga PH 8-9.
·         Ditambahkan kloroform dan diupkan diatas waterbath.
·         Ditambahkan HCl 2M, diaduk dan disaring.
·         Filtrat dibagi menjadi 3 bagian :
o  Filtrat A sebagai blangko.
o  Filtat B ditambahkan pereaksi Mayer, hasil positif jika ada endapan.
o  Filtrat C ditambahkan pereaksi Dragendorff, hasil positif jika ada endapan.

B. Uji Flavonoid I :
·         Sebanyak 1 gr sampel dimasukan kedalam gelas ukur.
·         Ditambahkan 25 ml metanol.
·         Dididihkan selama 5 menit.
·         Disaring dalam keadaan panas.
·         Larutan hasil saringan dipanaskan kembali sampai menguap.
·         Ditambahkan kloroform dan air suling (1:1) sebanyak 5 ml.
·         Dikocok dan biarkan sejenak hingga terbentuk dua lapisan kloroform-air ( lapisan kloroform dilapisan bawah, lapisan air dibagian atas)
·         Sebagian lapisan air diambil dan dipindahkan dengan pipet kedalam tabung reaksi.
·         Ditambahkan 0,1 gr bubuk magnesium dan beberapa tetes asam klorida pekat dan amil alkohol.
·         Adanya flovonoid ditinjukan dengan terbentuknya warna orange merah.

  Uji Flovonoid II:
·         Sampel dilarutkan dalam etanol absolut dan dibagi menjadi 2 tabung.
o  Tabung 1 sebagai blangko.
o  Tabung 2 sebagai tabung uji.
·         Tabung 2 ditambahkan dengan 2 tetes HCl pekat.
·         Diamati warna dan bandingkan dengan tabung blangko.
·         Tabung 2 dihangatkan diatas penangas air selama 10 menit, amati perubahan yang terjadi.
·         Hasil positif jika adanya warna merah kuat atau violet.

C. Uji Senyawa Fenolik
·         Lapisan air dari uji flavonoid dimasukan kedalam plat tetes.
·         Ditambahkan pereaksi FeCl3 1%.
·         Hasil positif ditandai dengan adanya warna biru-ungu.

D. Uji Terpenoid dan Steroid
·         Lapisan kloroform dari uji flavonoid dimasukan kedalam plat tetes dan biarkan sampai kering.
·         Ditambahkan satu tetes asam asetat anhidrida dan satu tetes asam sulfat paket (pereaksi Liebermann burchard).
·         Terbentuknya warna merah positif senyawa terpenoid.
·         Terbentuknya warna biru atau ungu positif steroid.

E. Uji Saponin
·         Sebanyak 1 gram sampel dimasukan kedalam erlenmayer.
·         Ditambahkan 100 ml air panas.
·         Dididihkan selama 5 menit.
·         Disaring dalam keadaan panas.
·         Larutan diambil sebanyak 10 ml.
·         Dikocok kuat secara vertikal selama 10 detik.
·         Adanya saponin ditunjukan dengan terbentuknya busa yang stabil tidak kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm dan tidak hilang pada penambahan satu tetes HCL 2N.


F. Uji Tanin
·         Sebanyak 1 gram sampel ditambahkan air.
·         Dididihkan selama beberapa menit dan saring.
·         Diambil 2 ml filtrat.
·         Ditambahkan 1-2 tetes pereaksi FeCl3 1%.
·         Terjadi warna biru tua atau hijau kehitaman positif tanin
·         Sampel ditambahkan aquades panas, aduk dan dinginkan.
·         Ditambahkan 5 tetes NaCl 10% kemudian saring.
·         Filtrat dibagi menjadi 3 bagian :
o  Filtrat A sebagai blangko.
o  Filtrat B ditambahkan 3 tetes pereaksi FeCl3, jika terbentuk warna hijau kehitaman adanya tanin terhidrolisis, jika terbentuk hijau kecoklatan adanya tanin terkondensasi.
o  Filtrat C ditambahkan larutan gelatin, jika terbentuk endapan positif tanin.
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Uji Fitokimia
Grup 1 (Biji Keben)
Grup 2 (Daging Buah Lamun)
Hasil Positif
Hasil
Keterangan
Hasil
Keterangan
Alkaloid I
-
Tidak ada endapan
-
Tidak ada endapan
Mayer : endapan putih

-
Tidak ada endapan
-
Tidak ada endapan
Wagner : coklat kemerahan
Alkaloid II
B:+ ;
C:+ ;
D:-
D tidak dilakukan kerena kekurangan hasil awal
M:- ;
W:- ;
Uji Penegasan:+
M dan W tidak ada endapan.
Uji Penegasan ada endapan
Terdapat endapan
Flavonoid I
-
Terbentuk 2 lapisan
-
Terbentuk 2 lapisan
Warna orange merah
Flavonoid II
+
Warna merah violet
-
Tidak ada warna merah
Merah kuat/violet
Triterpenoid/steroid
-
Warna putih susu
+
Warna ungu
Triterpenoid:merah
Streroid:ungu
Fenolik
-
+3 tetes FeCl, warna kuning bening
-
Warna tetap bening
Biru ungu
Saponin
+
Masih berbusa ditambah 1 tetes HCl
-
Busa tidak tahan lama
Terjadi busa
Tanin
1. +
2. A   blangko
   B. +
   C. -
1. biru tua
2.A  Blangko
B. ungu kehitaman =tanin terhidrolisis
C. berbusa, tidak ada endapan
1. +
2. a.-
    b.-
    c.-
1. warna hijau kehitaman
2. a.warna tidak berubah
b. warna tidak berubah
c. tidak ada endapan
Biru tua atau hijau kehitaman

4.2 Pembahasan
4.2.1 Biji Keben
            Menurut Duryatmo (2006) Keben mengandung senyawa saponin, terpen, alkaloid, triterpenoid, fenolik dan tannin. Namun dalam praktikum kali ini menunjukan sedikit perbedaan, dimana biji buah keben menunjukan hasil positif pada pengujian senyawa Alkaloid, Flavonoid dan saponin. Artinya ada perbedaan pada pengujian flavonoid, triterpenoid, fenolik dan saponin.
            Flavonoid menurut litelatur tidak terkandung pada biji buah keben, namun pada kegiatn praktikum menunjukan hasil positif ditunjukan dengan adanya warna merah violet pada sampel yang diuji. Flavonoid merupakan senyawa yang bersifat polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil. Oleh karena itu, umumnya flovonoid larut dalam pelarut polar seperti etanol. Etanol berfungsi sebagai pembebas flvonoid dari bentuk garamnya , kemudian ditambahkan HCl pekat yang berfungsi sebagai protonasi flavonoid sehingga terbentuk garam flavonoid, dan pada hasil menunjukan positif dengan adanya warna merah.
Saponin adalah segolongan senyawa glikosida yang mempunyai struktur steroid dan mempunyai sifat-sifat khas dapat membentuk larutan koloidal dalam air dan membui bila dikocok. Sampel biji buah keben dicampurkan kedalam air panas hal ini dimaksudkan supaya meningkatkan kelarutan senyawa sehingga seluruh ekstrak akan keluar. Pengocokan secara vertikal dimaksudkan untuk membuktikan apakah biji buah keben mengandung saponin atau tidak karena saponin memiliki sifat berbuih ketika ia dikocok dan hasil pengujian positif mengandung saponin.

4.2.2 Daging Buah Lamun
            Daging buah lamun diketahui memiliki senyawa flavonoid, fenol, steroid, tanin dan saponin. Namun dalam praktikum kali ini senyawa yang dapat diketahui dari daging buah lamun hanya steroid dan hasil lainnya menunjukan hasil yang negatif. Hal ini bisa saja terjadi karena kesalahan dari praktikan dalam melakukan kegiatannya.
            Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Dalam proses pengekstrakannya daging buah lamun dilarutkan dalam 2 ml kloroform dalam tabung reaksi yang kering. Kemudian ke dalamnya ditambahkan 10 tetes anhidra asetat dan 3 tetes asam sulfat pekat. Terbentuknya larutan berwarna merah untuk pertama kali kemudian berubah menjadi biru dan hijau menunjukkan reaksi positif. Dan hasilnya pun menunjukan hasil positif yang berarti daging buah lamun tersebut mengandung streroid yang dapat dimanfaatkan dalam bidang keehatan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum kali ini adalah :
·         Fitokimia merupakan suatu disiplin ilmu yang bidang perhatiannya adalah aneka ragam senyawa organik yang dibentuk oleh tumbuhan meliputi struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebaran secara ilmiah dan fungsi biologisnya.
·         Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya.
·         Dalam kegiatan praktikum kali ini pelarut yang digunakan diantaranya adalah metanol, etanol dan air.
·         Biji buah keben mengandung senyawa saponin, terpen, alkaloid, triterpenoid, fenolik dan tannin. Namun dalam praktikum kali ini biji buah keben mengandung senyawa Alkaloid, Flavonoid dan saponin.
·         Daging buah lamun memiliki senyawa flavonoid, fenol, steroid, tanin dan saponin. Namun dalam praktikum daging buah lamun hanya steroid.

5.2 Saran
            Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah :
·         Praktikan diharapkan menggunakan standar keamanan yang diterapkan di laboratorium.
·         Praktikan diharapkan serius dan teliti dalam melaksanakan segala kegiatan praktikum.





DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.metanol.http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol.diakses tanggal 12 April 2013
Anonim.2013.etanol.https://id.wikipedia.org/wiki/Etanol.diakses tanggal 12 April 2013
Anonim.2013.air.http://id.wikipedia.org/wiki/Air.diakses tanggal 12 April 2013
Anonim.2013.metabolit sekunder.http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolit_sekunder.diakses tanggal 12 April 2013
Anonim.2013.sumber daya alam.http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam.diakses tanggal 12 April 2013
Anonim.2011.skrening fitokimia.http://bbblajarbareng.blogspot.com/2011/02/skrening-fitokimia.html.diakses tanggal 12 April 2013
Bustanussalam.2011.Uji Bioaktivitas Senyawa Glikosida dari Biji Keben (Barringtonia asiatica L. Kurz).bogor